Rabu, 04-12-2024
  • Visi SMPN 1 Kersamanah : KERSAMANAH BERSATU BERWAWASAN LINGKUNGAN

BEST PRACTICE PPG – Eneng Yeseu Kristina, S.Pd.

Diterbitkan : - Kategori :

ENENG YESEU KRISTINA, S.Pd.
SMPN 1 KERSAMANAH

MENYUSUN CERITA PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE)  MENGGUNAKAN METODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK) TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas IX SMPN 1 Kersamanah dalam belajar Bahasa Inggris pada materi Narrative Text.

Penulis: Eneng Yeseu Kristina, S.Pd
SMPN 1 Kersamanah

Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

  1. Latar belakang masalah

Berdasarkan pengamatan pendidik tentang permasalahan pembelajaran dalam Bahasa Inggris yang ada di sekolah, pendidik mendapati bahwa permasalahan mendasar yang perlu segera diatasi yaitu motivasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas IX masih sangat rendah. Beberapa hal yang mendasari permasalahan tersebut, diantaranya:

  1. Peralihan PJJ ke PTM membuat motivasi belajar peserta didik menurun, terjadinya learning loss pada saat PJJ mengakibatkan banyak perubahan sikap pada peserta didik yang berdampak pada pembelajaran. Oleh karena itu, peserta didik merasa bosan pada saat pembelajaran di kelas karena terbiasa bermain dengan temannya dan bermain game/gadget pada saat PJJ. Perubahan yang terjadi seperti:
  2. Malas mengerjakan soal yang diberikan guru
  3. Sering mengobrol pada saat pembelajaran
  4. Malu dalam mengungkapkan pendapat
  5. Ingin cepat pulang pada saat berada di sekolah
  1. Peserta didik masih kurang pengetahuan yang cukup dalam belajar Bahasa Inggris karena banyak peserta didik yang kurang tertarik dengan pembelajaran Bahasa inggris.
  2. Pendidik masih menggunakan metode pembelajaran yang cenderung monoton (ceramah), kurang melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, dan masih minim dalam penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi.

Oleh karena itu, pendidik perlu melakukan pembelajaran inovatif sehingga motivasi belajar Bahasa Inggris peserta didik dapat meningkat. Setelah mempertimbangkan dengan matang, pendidik memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Numbered Head Together dalam materi Narrative text.

  1. Alasan praktik ini penting untuk dibagikan

Pendidik menganggap pengalaman mengajar ini penting untuk dibagikan kepada teman-teman guru lainnya karena model pembelajaran yang digunakan berdasarkan pada masalah yang berkaitan dengan penggunaan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari dan saya yakin banyak guru lain mengalaminya. Sedangkan metode yang digunakan melibatkan keaktifan peserta didik dalam diskusi dan meningkatkan mental peserta didik pada kegiatan presentasi. Dengan gambaran diatas, harapannya pengalaman mengajar ini mampu menambah referensi model mengajar bagi guru lainnya yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing sekolah dan kebutuhan peserta didik tentunya.

  1. Peran dan tanggungjawab pendidik
  1. Pendidik harus menerapkan model pembelajaran inovatif berbasis TPACK dan ICT untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam pemanfaatan teknologi dan membutuhkan juga keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
  2. Pendidik menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Numbered Head Togeteher (NHT) dan media pembelajaran yang tepat serta inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat.

  1. Tantangan

Dalam pelaksanaan PPL Luring tentang Materi Narrative text ini, pendidik menemui beberapa tantangan, diantaranya:

  1. Meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik dengan memilih strategi dan cara yang menarik, variatif dan menyenangkan.
  2. Beberapa peserta didik masih belum bisa menyampaikan banyak hal dalam Bahasa Inggris karena kosakata yang masih sangat minim.
  3. Penyusunan perangkat pembelajaran yang mengandung unsur literasi, numerasi, HOTS, TPACK dan ICT disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
  4. Penggunaan model dan metode pembelajaran inovatif yang efektif dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
  5. Pembuatan bahan dan media ajar yang menarik.
  1. Warga sekolah dan pihak yang terlibat
  2. Peserta didik yang menjadi subjek pembelajaran
  3. Rekan-rekan guru
  4. Wakasek sapras
  5. Kepala perpustakaan
  6. Kepala sekolah
  7. Dosen dan Guru Pamong

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini.

  1. Langkah-langkah
  2. Menyusun RPP atau Lesson Plan yang mengandung unsur literasi, numerasi, HOTS, TPACK dan ICT yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
  3. Menyusun modul ajar yang baik yang terdiri atas materi, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, assessment.
  4. Menentukan model pembelajaran yang sesuai yaitu Cooperative tipe Numbered Head Together (NHT).
  5. Menentukan jadwal pelaksanaan PPL dan menghubungi pihak-pihak yang terlibat.
  6. Mempersiapkan sarana dan fasilitas penunjang pembelajaran seperti laptop, proyektor, speaker, video pembelajaran dan internet dengan jaringan yang stabil
  7. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Numbered Head Together (NHT), melakukan assessment, evaluasi dan refleksi.
  1. Strategi

Strategi yang digunakan adalah:

  1. Menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran
  2. Menggunakan proyektor dan speaker active dalam menayangkan video dan power point.
  3. Meminta peserta didik membawa HP bagi yang memiliki untuk mendukung pembelajaran.
  4. Memotivasi peserta didik dengan memberikan apresiasi berupa rewards seperti kalimat pujian, gerakan memuji, nilai positif yang dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didik.
  5. Membiasakan peserta didik dengan English exposure selama proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, guru mengusahakan untuk menyampaikan materi dan intruksi pembelajaran dalam Bahasa Inggris. Hal ini memberikan lebih banyak kesempatan bagi peserta didik terhadap English exposure, sehingga Bahasa Inggris tidak lagi terlalu asing bagi peserta didik. Dalam menyampaikan materi dan intruksi pembelajaran menggunakan Bahasa Inggris bisa juga dibantu dengan menggunakan mimicry, gesture atau menggunakan ungkapan yang lebih sederhana agar peserta didik memahami dan mampu menanggapi intruksi yang diberikan oleh guru.

  1. Proses pelaksanaan aksi

Pendidik melaksanakan aksi dengan urutan yang sesuai RPP atau Lesson Plan yang sudah dibuat, yaitu:

  1. Melakukan persiapan:
  2. Mengkondisikan kelas agar kondusif.
  3. Memasang proyektor dan speaker.
  4. Mengatur letak kursi dan meja peserta didik.
  5. Menyiapkan alat pembelajaran yang akan digunakan sepeti Laptop, dan Smartphone yang digunakan untuk Video Conference dan perekaman video.
  6. Memastikan gawai terhubung dengan internet dan jaringannya stabil.
  7. Membagikan tautan kepada Dosen dan Guru Pamong untuk masuk ke ruang Video Conference yang sudah dibuat melalui G-Meet.
  8. Memastikan Dosen dan Guru Pamong sudah masuk ke dalam G-Meet.
  9. Kegiatan Pendahuluan
  10. Guru melakukan pembukaan dengan salam dan berdoa.
  11. Guru memeriksa kehadiran/presensi peserta didik.
  12. Guru memberikan penjelasan mengenai aturan kelas selama mengikuti pembelajaran.
  13. Guru memberikan motivasi dengan mengajak peserta didik melakukan senam irama ringan.
  14. Guru bertanya jawab untuk mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik.
  15. Guru meminta peserta didik membacakan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung yang ditayangkan melalui PPT.
  16. Guru menjelaskan mengenai manfaat atau apa yang akan diperoleh dengan mempelajari materi pelajaran yang ditayangkan melalui PPT.
  17. Guru menjelaskan tentang tahapan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama secara garis besar/global yang ditayangkan melalui PPT.
  18. Guru mengetes kemampuan awal peserta didik dengan memberikan pre-test melalui LK.
  1. Kegiatan Inti
  2. Penomoran
  3. Guru mengelompokkan peserta didik yang terdiri dari 4 orang setiap kelompoknya.
  4. Guru menayangkan video mengenai Sangkuriang.
  5. Mengajukan Pertanyaan
  6. Guru memberikan LK kepada peserta didik yang berisikan teks naratif (Sangkuriang) dan pertanyaan terkait teks tersebut.
  • Berpikir bersama
  • Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan teman satu tim dalam mengerjakan LK.
  • Menjawab pertanyaan
  • Guru memanggil nomor kepala peserta didik secara acak dan setiap peserta didik yang nomornya dipanggil maju kedepan kelas.
  1. Guru mempersilahkan peserta didik menyajikan jawaban hasil diskusi bersama teman satu tim.
  1. Kegiatan Penutup
  2. Guru dan peserta didik menyimpulkan mengenai hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
  3. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tes evaluasi akhir melalui LK yang diberikan.
  4. Guru merefleksikan mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan meminta komentar dan saran dari peserta didik.
  5. Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan untuk pertemuan selanjutnya.
  6. Guru menutup pertemuan dengan membaca hamdalah dan do’a.
  1. Dukungan
  2. Kepala sekolah dan rekan sejawat yang sangat membantu dalam persiapan dan pengadaan alat bantu yang dibutuhkan seperti proyektor, speaker active dan mic nya.
  3. Wakasek sapras, kepala perpustakaan dan rekan guru yang membantu dalam tata letak dan mengecek keberfungsian peralatan yang digunakan dalam pembelajaran juga membantu perekaman video.
  4. Dosen dan Guru Pamong yang memberikan masukan terhadap perangkat pembelajaran dan juga mengarahkan proses pembelajaran supaya lebih baik lagi.
  1. Sumber daya dan sarana yang dibutuhkan

Demi kelancaran aksi yang dilaksanakan, pendidik mempersiapkan fasilitas dan media yang dibutuhkan, yaitu:

  1. Sarana dan prasarana
  2. Ruang kelas yang bersih dan nyaman.
  3. Dokumen perangkat pembelajaran.
  4. 2 laptop, satu yang digunakan untuk sit in Dosen dan Guru Pamong juga perekaman layar menggunakan aplikasi bawaan window 11 serta satu lagi digunakan untuk presentasi power point dan video melalui proyektor.
  5. 1 proyektor.
  6. 3 smartphone, satu digunakan untuk sit in Dosen dan Guru Pamong serta 2 lagi digunakan untuk perekaman video (satu untuk rekaman yang diam dan satu lagi mobile).
  7. 1 speaker active.
  8. 1 mic.
  9. 3 terminal listrik.
  1. Modul ajar, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, lembar penilaian sikap, lembar penilaian pengetahuan, lembar penilaian keterampilan, dan perangkat lain yang dibutuhkan.

Refleksi Hasil dan dampak:

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut.

  1. Dampak dari aksi yang telah dilaksanakan

Melalui penerapan model Cooperative tipe Numbered Head Together (NHT) dalam pelaksanaan aksi dengan media pembelajaran inovatif dampak positif yang ditemui pada peserta didik, diantaranya:

  1. Peserta didik lebih antusias dalam belajar.
  2. Peserta didik menjadi lebih aktif ketika diskusi dan berani untuk melakukan presentasi sehingga tidak ada yang terlihat malas-malasan karena semua peserta didik terlibat.
  3. Peserta didik merasakan senang dengan model dan metode yang digunakan dalam pembelajaran.
  4. Peserta didik mulai terbiasa dengan beberapa ungkapan dan intruksi sederhana dalam kegiatan pembelajaran.
  5. Beberapa peserta didik mulai bisa menanggapi intruksi dalam Bahasa Inggris.
  1. Respon orang lain
  1. Respon Kepala Sekolah dan rekan guru menyampaikan bahwa aksi yang dilaksanakan sudah baik. Hal ini ditandai dengan adanya keberhasilan, yaitu:
    1. Penerapan model pembelajaran sudah sesuai dengan modul ajar dan sintaknya terlaksana semua.
    2. Penyampaian materi menjadi lebih menarik dengan penggunaan media pembelajaran.
    3. Motivasi belajar Bahasa Inggris peserta didik meningkat dan lebih antusias dalam belajar dengan media pembelajaran berbasis TPACK.
    4. Peserta didik menjadi lebih aktif dengan aktifitas diskusi dan presentasi.
    5. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan berdasarkan hasil dari pretest dan posttest untuk model NHT.
    6. Pendidik memperoleh pengalaman mengajar yang lebih menyenangkan dengan penggunaan model dan metode pembelajaran yang bervariasi.
    7. Perbaikan
      1. Beberapa peserta didik masih kurang percaya diri saat melakukan presentasi di depan kelas.
      2. Pendidik harus lebih memotivasi peserta didik untuk aktif dalam belajar di kelas.
      3. Membuat contoh LKPD maupun soal formatif yang lebih baik lagi.
  1. Pembelajaran dari pelaksanaan aksi

Setelah melaksanakan aksi pembelajaran ini, pendidik mendapatkan banyak pelajaran yaitu pendidik harus harus selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kepada peserta didik, terus belajar dan mengembangkan kemampuan diri dalam mengajar, mencoba menerapkan berbagai model, metode dan media pembelajaran yang inovatif dan efektif dalam memecahkan  permasalahan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta terus melakukan perbaikan dan refleksi diri dalam setiap proses pembelajaran.

ENENG YESEU KRISTINA, S.Pd
SMPN 1 KERSAMANAH

Post Terkait

Bulan Penuh Cinta

Kamis, 28 Mar 2024

Tujuan Ibadah Puasa Ramadhan

Selasa, 26 Mar 2024

Mempererat Tali Silaturahmi

Jumat, 22 Mar 2024

Keutamaan Bulan Ramadhan

Kamis, 21 Mar 2024

Akhlakul Karimah

Rabu, 20 Mar 2024

Bahaya Narkoba Bagi Siswa

Selasa, 19 Mar 2024

Hikmah dan Keagungan Ramadhan

Jumat, 15 Mar 2024

FENOMENA KENAKALAN REMAJA

Senin, 12 Sep 2022

Akhlak

Jumat, 19 Agu 2022