Jumat, 26-07-2024
  • Visi SMPN 1 Kersamanah : KERSAMANAH BERSATU BERWAWASAN LINGKUNGAN

Penanggulangan Sampah di Sekolah

Diterbitkan :

Sampah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap aktivitas kehidupan. Baik aktivitas di pabrik, pasar, rumah, dan bahkan aktivitas di sekolah. Sampah merupakan bahan sisa atau bahan habis pakai yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Sehingga orang cenderung membuangnya.

Sampah yang dibuang dapat berupa sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu sampah yang dapat terurai dengan bantuan mikroorganisme. Sampah organik bisa berupa sisa makanan, sisa sayuran, ataupun dedaunan yang berjatuhan. Sementara sampah anorganik yaitu sampah yang tidak dapat terurai dan  kalaupun terurai membutuhkan waktu yang sangat lama, bisa puluhan atau bahkan ratusan tahun baru dapat terurai. Sampah anorganik bisa berupa sampah plastik kemasan makanan dan minuman, Styrofoam, pecahan kaca, dan lain-lain.

Keberadaan sampah organik terkadang tidak dijadikan permasalahan. Justru yang jadi permasalahan adalah keberadaan sampah anorganik. Sampah anorganik membutuhkan penanganan yang serius, karena jika dibiarkan akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan yang tercemar akan mempengaruhi kualitas kehidupan.

Lingkungan sekolah merupakan tempat manusia beraktivitas, berkumpul dengan tujuan menuntut ilmu. Aktivitas ini tentunya memicu timbulnya sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Sampah organik yang bisa dijumpai di sekolah berupa sisa makanan dan minuman, daun-daun kering yang berjatuhan yang berasal dari pohon-pohon di sekitar sekolah, juga rumput-rumput hasil  membersihkan lingkungan sekolah. Sementara sampah anorganik yang bisa dijumpai di sekolah berupa plastik kemasan makanan dan minuman, kotak makanan dan kemasan mie berbahan Styrofoam, kotak minuman susu, sedotan dan sendok plastik, juga pecahan kaca.

Keberadaan sampah di sekolah tentunya membutuhkan penanganan yang serius, karena bisa berdampak terhadap kualitas lingkungan. Penanggulangannya tidak cukup sebatas membersihkan tempat yang banyak sampahnya kemudian mengumpulkannya di suatu tempat kemudian membakarnya. Melainkan harus ada upaya lanjutan guna menangani keberadaan sampah ini.

Menangani sampah dengan cara dibakar bukanlah upaya yang bijak. Tapi justru memicu terjadinya permasalahan lain yaitu memicu pemanasan global yang berasal dari asap hasil pembakaran yang mengandung CO dan CO2.

Adapun upaya yang dapat dilakukan guna menanggulangi permasalahan sampah di sekolah, yaitu:

  1. Sampah organik berupa sisa makanan dan dedaunan bisa dijadikan kompos yang berguna untuk pemupukan tanaman yang ada di sekolah.
  2. Sampah anorganik berupa kemasan makanan bisa dijadikan bahan untuk membuat ekobrik yang nantinya bisa disusun menjadi meja ataupun tempat duduk.
  3. Sampah anorganik berupa kemasan minuman bisa dijadikan kerajinan seperti bunga, tirai, alas makan (piring), keranjang buah, tas belanja, dan lain-lain.
  4. Sampah anorganik berupa kotak makanan dan kemasan mie berbahan Styrofoam bisa dijadikan bantal dengan cara membentuknya menjadi ukuran kecil kemudian membungkusnya dengan kain.
  5. Sampah anorganik berupa kotak minuman susu bisa dijadikan tempat pensil.
  6. Sampah anorganik berupa sedotan bisa dijadikan bunga, piggura/bingkai foto, atau hiasan dinding.
  7. Sampah anorganik berupa sendok plastik bisa disusun menjadi kap lampu, bingkai cermin, dan hiasan dinding.
  8. Sampah anorganik berupa pecahan kaca bisa ditanggulangi dengan cara menimbunnya menjadi bahan campuran coran.

Demikian beberapa upaya penanggulangan sampah di sekolah yang bisa dicoba. Semoga bermanfaat.

 

Penulis
Friska Nurfajarwati, S.Pd