Kamis, 25-07-2024
  • Visi SMPN 1 Kersamanah : KERSAMANAH BERSATU BERWAWASAN LINGKUNGAN

Tujuan Ibadah Puasa Ramadhan

Diterbitkan : - Kategori : Kesiswaan / Pendidikan / Ramadhan / Tak Berkategori / Uncategorized

Oleh : Hasan Alawi Almadani, S.Ag.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al- Baqarah: 183).

Ayat Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 183 adalah dasar perintah melaksanakan ibadah puasa. Salah satu tujuan kehadiran manusia di bumi adalah untuk menjadi hamba yaitu beribadah kepada Allah SWT Ibadah puasa menjadi salah medium bagi seorang hamba beribadah kepada Allah swt sesuai tujuan penciptaan. Ibadah puasa adalah salah satu sarana penghambaan. Ada empat komponen penting berhubungan dengan ibadah puasa, yaitu ibadah puasa pelakunya orang-orang beriman, ibadah puasa Ramadhan bersifat wajib, ibadah puasa sudah ada sebelum Islam atau telah dilakukan para nabi terdahulu, dan ibadah puasa dilakukan agar meraih ketaqwaan kepada Allah SWT. Sehubungan dengan tujuan ibadah puasa Ramadhan dapat dimaknai sebagai berikut :

• Mencapai derajat taqwa. Taqwa adalah melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah. Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap pahala dari Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah” (Siyar A’lamin Nubala, 8/175). Imam Al-Jurjani mendefinisikan, “Taqwa yaitu menjaga diri dari siksa Allah dengan mentaati-Nya. Yakni menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya”.

Taqwa adalah pakaian orang beriman, selalu menjaga perkataan, perbuatan dari apa yang dilarangan Allah swt.

• Agar kita menjadi orang yang lebih taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ibadah puasa menjadikan seseorang lebih taat, lebih dekat dengan Allah SWT.

• Membersihkan jiwa manusia (tazkiyatun nafs) dengan ibadah puasa. Ibadah puasa akan mendorong jiwa hati mutmainnah bekerja maksimal melawan hati yang serakah (lauwamah). Ibadah puasa dapat mengalahkan syahwat yang merupakan sumber maksiat atau sumber perilaku kotor. Terlatih selama kurang lebih 30 hari mampu menahan diri dari perkara yang mubah (makan, minum, hubungan intim), maka diharapkan setelah itu, kita mampu menahan diri dari perkara yang haram dan keji.

Ayat di atas menjelaskan bahwa puasa telah diperintahkan kepada umat terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad Saw. yang merupakan kelanjutan dari ajaran para nabi Islam sebelum Nabi Muhammad Saw. Ada yang berpendapat bahwa diungkapkannya puasa itu telah dikerjakan oleh ummat-umat terdahulu memberikan motivasi kepada kita bahwa puasa tidak berat dan mudah dilaksanakan.

Ibadah puasa merupakan sarana pelatihan ruhaniah bagi orang beriman agar dapat melepaskan diri dari belenggu menyembah kepada selain Allah dan mampu menemukan harkat kemanusiaan sebagai makhluk Allah yang terbaik.

Pada ujung ayat surat al-Baqarah 183 disebutkan tujuan ibadah puasa agar setiap orang yang mengerjakannya memperoleh derajat ketakwaan, yaitu yang dapat mewujudkan kesadaran diri bahwa Allah selalu bersama kita, mengawasi dan melihat semua perbuatan kita. Karena itu puasa yang dikerjakan memberikan pelatihan akan sikap arif, yaitu jujur pada diri sendiri, karena merasakan selalu diawasi oleh Allah. Meski berada di tempat sepi tak ada seorangpun yang melihat, berbagai makanan yang sudah tersedia, kondisi perut lapar dan haus tidak akan menyantap makanan dan minuman tersebut.

Kondisi seperti di atas, bila dibawa kepada dunia kepemimpinan akan melahirkan integritas pemimpin sejati. Karena seorang pemimpin akan tetap bekerja meskipun tidak ada yang melihatnya. Kita semua adalah pemimpin, dan semua pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya. Pemimpin yang terendah adalah pemimpin di dalam keluarga.

Karena itu selama bulan Ramadan ini kita berlomba untuk berlatih berbuat baik sebanyak-banyaknya sejak dari bangun tidur sampai tidur kembali dengan membicarakan hal-hal yang positif dan menjauhi hal-hal yang bersifat negatif dan membuang jauh sifat kebencian.dan buruk sangka. Firman Allah;

يا ايها الذين امنوا اجتنبوا كثيرا من الظن ان بعد الظن اثم ولا تجسسوا ولايغتب بعضكم بغضا

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. (Al-Hujurat 12).

Ibadah puasa sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Baqarah ayat 183, bertujuan mencapai derajat takwa, yakni lahirnya kesadaran diri bahwa Allah selalu hadir bersama kita, mengawasi dan melihat semua perbuatan kita. Dan kondisi seperti itu pula membuat kita merasa dekat dengan Allah. Hal ini karena bulan ramadan selalu dianjurkan untuk mengisi dengan zikir, qiyamul lain dan I’tikaf.

Pada bulan Ramadan inilah kita mempunyai kesempatan untuk merasa diawasi oleh Allah. Ada yang memberikan perumpamaan, di bulan Ramadan ini kita seperti orang yang sedang akting di panggung dan di hadapan kita ada seorang sutradara yang tengah memperhatikan gerak gerik kita. Panggung itu adalah kehidupan kita lalui selama 24 jam dari bangun tidur di pagi hari, kemudian kita bekerja, kekantor hingga kita kembali lagi ke rumah Semua prilaku kita selama 24 jam itu dilihat dengan jelas oleh Allah..

Dengan memperbanyak amalan di bulan Ramadan, akan lahirlah kesadaran manusia akan kehadiran zat yang Maha Tinggi.

Garut, 26 Maret 2024

Penceramah merupakan guru PAIBP SMPN 1 Kersamanah

Tambahkan Teks Tajuk Anda Di Sini

Post Terkait

Bulan Penuh Cinta

Kamis, 28 Mar 2024

Mempererat Tali Silaturahmi

Jumat, 22 Mar 2024

Keutamaan Bulan Ramadhan

Kamis, 21 Mar 2024

Akhlakul Karimah

Rabu, 20 Mar 2024

Bahaya Narkoba Bagi Siswa

Selasa, 19 Mar 2024

Hikmah dan Keagungan Ramadhan

Jumat, 15 Mar 2024

FENOMENA KENAKALAN REMAJA

Senin, 12 Sep 2022

Akhlak

Jumat, 19 Agu 2022

Alumni 2019 Tembus PTN

Rabu, 3 Agu 2022