Oleh : Melita Megawati, S.Ag., S.Pd.
Ceramah keagamaan pada hari Kamis, 28 Maret 2024 dimulai dengan sebuah untaian puisi karya penceramah sendiri dengan judul Bulan penuh Cinta.
Dalam Ceramahnya beliau menyampaikan bahwa Bulan Ramadhan adalah hadiah dari Allah untuk hamba-hamba-Nya. Bulan ini adalah lambang cinta Allah kepada umat Islam, khususnya yang menda pat predikat mukmin. Orang-orang yang mendapatkan surat cinta dari- Nya, seperti tertuang dalam surah al- Baqarah ayat 183. Merekalah yang dipilih Allah atas usahanya menjalan kan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Allah yang Mahaagung dan Maha kaya pada bulan ini menghadiahi hamba-Nya dengan apa yang tidak dihadiahkan pada bulan-bulan lain, bahkan pada umat-umat lain, yaitu berkah dan pahala puasa. Dia membukakan semua pintu rahmat- Nya, melipatgandakan rezeki, dan mengampuni segala dosa.
Ramadhan, jika ia dianggap tamu, akan segera pergi. Jika ia dianggap tuan rumah, kita yang harus bersiap meninggalkan tempat persing gahan indah ini. Apa pun itu, yang pasti se ben tar lagi kita harus berpi sah de ngan Ramadhan. Apabila umur pan jang, bisa bertemu tahun depan. Jika tidak, ini adalah kenangan ter akhir dijamu kedermawanan Ramadhan.
Terkait Bulan Penuh Cinta ini kita sebagai seorang muslim harus mencintai beberapa hal diantaranya:
Sebagai seseorang yang mengaku beriman kepada-Nya, pada bulan yang penuh cinta ini, hiasi dan isilah hati kita dengan beberapa cinta yang mampu mendekatkan diri kepada Allah. Pertama, cinta kepada Allah. Beriman kepada-Nya dan tidak me nye kutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat segala sesuatu dengan ikhlas karena Allah dan melaksa nakan segala perintah-Nya serta me ninggalkan segala larangan-Nya.
Kedua, cinta kepada Rasulullah. Nabi SAW bersabda, “Tidak beriman seorang pun di antara kalian sampai dia mencintaiku lebih dari cintanya kepada orang tua dan anaknya.” (HR Bukhari). Imam Qodhy Iyadh menye butkan, di antara tanda cinta kepada Rasulullah adalah menolong agama nya dengan lisan dan perbuatan, mencintai umatnya dengan saling memperingati dan menasihati, sering bershalawat atasnya dan menghormati hadis-hadisnya.
Ketiga, cinta kepada diri sendiri. Dalam konteks ini, artinya melakukan ibadah dan perbuatan yang menyela matkan diri kita di dunia dan akhirat dan pasti semua ini tidak merugikan orang lain. Keempat, cinta kepada orang tua. Semua orang diwajibkan mencintai orang tuanya, tanpa terke cuali. Mencintai orang tua adalah de ngan cara membuat mereka senang. Setiap senyuman yang hadir di wajah orang tua karena anaknya adalah deposito pahala bagi si anak.
Kelima, cinta kepada sesama. Banyak implementasi cinta kepada sesama, antara lain saling menghor mati dan berakhlak mulia terhadap sesama. Rasulullah mengatakan, iman seseorang tidak akan sempurna sebelum dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai diri sendiri. Apa yang kita harapkan pada diri kita, hendaklah juga kita harapkan pada saudara kita. Wallahu a’lam.
Penceramah : Guau PAIBP SMPN 1 Kersamanah
Komentar Terbaru