Oleh : Ustadz Arif Rahman
Pada hari Jum’at tanggal 15 Maret 2024 bertempat di lapangan olah raga SMPN 1 Kersamanah telah dilaksanakan kegiatan keagamaan berupa ceramah umum dan dilanjutkan dengan Shalat Dhuha bersama dan tadarus Al-Qur’an.
Pelaksanaan tadarus Al-Qur’an dibagi berdasarkan juz, dimana tiap kelas diberi tangung jawab untuk membaca 1 juz tiap hari, seperti kelas 7-A hari pertama juz 1 kelas 7-B juz 2 dst.
Dalam ceramahnya Ust. Arif menyampaikan banyak hikmah yang terkandung di bulan suci Ramadhan ini, dimana di bulan ini merupakan bulan penggemblengan diri agar menjadi insan yang taqwa.
Dalam melaksanakan shaum hindari hal-hal yang dapat membatalkan juga yang dapat mengurangi pahala ibadah shaum itu sendiri.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy)
Apa di balik ini semua? Mengapa amalan puasa orang tersebut tidak teranggap, padahal dia telah susah payah menahan dahaga mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari?
Saudaraku, agar engkau mendapatkan jawabannya, simaklah pembahasan berikut mengenai beberapa hal yang membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia –semoga Allah memberi taufik pada kita untuk menjauhi hal-hal ini-.
Inilah perkataan yang membuat puasa seorang muslim bisa sia-sia, hanya merasakan lapar dan dahaga saja.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
Apa yang dimaksud dengan az zuur? As Suyuthi mengatakan bahwa az zuur adalah berkata dusta dan menfitnah (buhtan). Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah larang.
Ramadhan adalah bulan yang agung, bulan yang mulia dan penuh dengan keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم مبارك
Artinya: “Telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh keberkahan”.
Kedatangannya kepada kita membawa satu diantara dua. Karena Ramadhan datang dengan membawa nikmat juga laknat, membawa pengampunan juga kesialan, membawa pahala berlipat ganda juga dosa yang berlipat pula, menjadikan orang semakin dekat dengan Allah subhanahu wa ta’ala atau menjadikan orang semakin jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Bulan Ramdhan penuh dengan kemudahan dari Allah subhanahu wa ta’ala karena pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِذَاجَاءَرَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةُ وَغُلِّقَتْ أَبْوَبُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
Artinya : “Apabila datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka,dan setansetan diikat (dibelenggu)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bulan Ramadhan bulan kita di wajibkan untuk berpuasa sesuai yang Allah subhanahu wa ta’ala inginkan, dalam arti berpuasa dengan arti yang sesungguhnya yang menjadikan seseoarang semakin taqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. La’alakum tataquun (agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa).
Dan di dalam berpuasa jaga puasa dari perkara-perkara yang yang bisa membatalkan puasa kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
خمس يفطرن الصائم : الكذب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبةوالنظر بالشهوة
Artinya : “Ada 5 (lima) hal yang bisa membatalkan pahala orang yang berpuasa berbohong, bergosip, mengadu domba (provokasi), sumpah palsu, dan memandang dengan pandangan syahwat atau nafsu”.
Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga. Namun menahan hati dari sifat-sifat buruk dan anggota badan dari perbuatan maksiat dan dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش
Artinya : “Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apapun dari puasa kecuali hanya lapar dan dahaga”.
Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab mendapatkan ampunan dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat. Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya : “Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma kesturi” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).
Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Hadits Muttafaq ‘Alaih). Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan, harus ada dua syarat berikut ini yaitu :
• Mengimani dengan benar akan kewajiban ini, dan
• Mengharap pahala karenanya di sisi Allah ta’ala.
Komentar Terbaru